: :

Navbar Bawah

Cari Blog Ini

Jumat, 16 April 2010

Menyapa Pendengar Global

Menyapa Pendengar Global
Beberapa stasiun radio loka mulai go global, sehingga siarannya bisa ditangkap di seluruh dunia. Ada yang mema-faatkan internet, dan ada pula yang memakai teknologi satelit. Apa kelebihan dan kenikmatannya ?
Iwan Setiawan (28 tahun) punya resep jitu guna mengobati rasa rindunya ditanah pada Tanah Air. Caranya sederhana: lewar radio. Ya, hanya dengan mendengarkan siaran radio, Iwan merasa kerinduannya sudah terobati. Maklum, sejak bekerja di kantor pusat AC Nielsen Internasional di kawasan Pleasantville New York, mantan karyawan perusahaan riset Danareksa ini semula mengira akan kehilangan hobinya mendengarkan siaran radio, seperti ketika masih di Indonesia.
Berkat Internet, sarjana statistik lulusan Institut Pertanian Bogor ini tak harus kehilangan hobinya mendengarkan siaran radio di Tanah Air, sembari tetap mengikuti kondisi mutakhir negerinya. Salah satu favoritnya, siaran Jakarta First Channel dari Radio Trijaya FM. Yang harus diatur hanya jam untuk mendengarkannya, karena perbedaan waktu Jakarta-New York.
Itu hanyalah salah satu keuntungan implementasi Internet dalam industri siaran radio. Trijaya memang salah satu radio di Jakarta yang mengimplementasikannya. Menurut Indirwan, Direktur PT Radio Trijaya Shakti, teknologi internet dimanfaatkan pihaknya sejak beberapa tahun lalu dalam bentuk pemuatan informasi tentang Radio Trijaya di situs www.trijaya-fm.com, yang hanya berisi informasi tentang radio ini.
Nah, sejak beberap waktu lalu, situs Radio Trijaya telah dikembangkan menjadi situs yang mampu melakukan streaming, sehingga informasi yang disiarkan Radio Trijaya bisa pula didengar lewat Internet. Selain itu, Radio Trijaya juga merangkum berbagai berita yang disiarkannya ke dalam format teks. “Meskipun kami hanya menampilkan healine dan berita singkat,” kata Indirwan.
Situs yang dibangun Radio Trijaya itu juga dimanfaatkan untuk menayangkan beberapa program rutin stasiun radio ini seperti Jakarta First Channel, yang biasanya ditayangkan setiap hari secara live. Rangkuman ringkasnya dimasukkan ke situs Internet, dan bisa dinikmati para pendengar yang tak sempat mengikuti program-program tadi.
Menurut mantan penyiar siaran berita di TVRI ini, alasan Trijaya mengadopsi teknologi Internet didasari pertimbangan semakin pesatnya teknologi penyiaran saat ini, yang mau tak mau haru diantisipasi sejak awal. “Kalau tak diikuti, kami bisa ketinggalan,” ujarnya.
Dengan Internet pula, harapan Radio Trijaya untuk go global dapat terwujud. Indirwan mengungkapkan pengalaman salah seorang jamaah haji asal Indonesia yang mengirim surat melalui buku tamu di situs Radio Trijaya yang mengaku merasa terharu karena mendengar siaran Trijaya saat melakukan ibadah haji tahun lalu.
Dalam pemanfaatan teknologi internet, Radio Trijaya bekerjasama dengan pengelola Webs88.com, guna mengerjakan dan membangun situs web Radio Trijaya, sekaligus untuk sebagian pengelolaannya. Selain itu, stasiun radio ini juga bekerjasama dengan portal Astaga.com dalam penyediaan konten dan informasi berita.
Menurut Indirwan, secara spesifik, pihaknya tidak terlalu mengalami kendala dalam implementasi teknologi Internet ini, “Cukup banyak awak di Trijaya memang sudah TI literate, dan minimal mengenal Internet sejak lama,” katanya. Walaupun, diakuinya, tidak semua karyawan Radio Trijaya telah memanfaatkannya secara optimal.
Aktifitas berkirim e-mail misalnya, belum dimanfaatkan secara optimal. Buktinya, saat SWA mengirim e-mail ke bagian Humas Radio Trijaya untuk keperluan wawancara, dan dikirim ke alamat pr@trijaya-fm.com, hingga dua minggu lamanya, e-mail-nya tidak pernah dibalas. Khusus soal ini, Indirwan berkilah, bagian Humas sedang sibuk-sibuknya menghadapi pengumuman undian berhadiah dalam rangka ulang tahun ke-10 Radio Trijaya.
Meski masih dalam tahap pengembangan, Indirwan mengakui dengan implemenasi teknolgi internet, pihaknya mendapat banyak keuntungan. Salah satunya, selain informasinya bisa ditangkap secara global, informasi yang dirilis pun bisa didokumentasikan secara digital.
Selain internet, teknologi lain yang digunakan radio siaran swasta nasional di Tanah Air adalah teknologi sound voice yang antara lain digunakan oleh Radio Jakarta News FM.
Sebagai stasiun radio yang didirikan oleh kalangan aktifis mahasiswa angkatan 1980-an, Radio Jakarta New FM (JN) dibangun dengan semangat independen, yakni berusaha mengirim informasi tanpa memihak. “Pijakan yang dipakai adalah demokrasi,” kata Mahendro Sutanto, General Manager JN.
Pilihan menjadi radio berita bukan tanpa alasan. Menurut Mahendro, sejak kejatuhan Soeharto Mei 1998, informasi menjadi sangat penting dalam kehidupan. Masyarakat. Pada saat ini JN memang belum lahir. Berangkat dari kesadaran pentingnya informasi inilah, radio ini lahir dan pertama kali menyapa para pendengarnya pada April 1999.
Sejak pertama kali muncul, JN telah mengudara dengan bantuan system komputerisasi, dan mendigitalisasi beragam program yang mereka buat. Sebenarnya, menurut Hendro, keinginan para pendiri adalah membangun stasion radio dengan dukungan teknologi broadcast yang bagus. Namun, kendalanya terletak pada biaya dan belanja alat yang cukup mahal. Maka, akhirnya diputuskan menggunakan teknologi yang lebih sederhana yaitu teknologi sound voice. Lewat teknologi ini dimungkinkan pengubahan hasil siaran dari semula bentuk analog diubah ke bentuk digital. Dengan perubahan ini, selain lebih praktis, kualitas suara yang dihasilkan pun bisa dikontrol terlebih dahulu. Hendro mencontohkan, pada wawancara lewat telepon, suara narasumber atau wartawan JN yang sedang meliput bisa diubah, sehingga kualitasnya sama dengan suara para penyiar di stasiun. Rencananya, JN juga akan mengembangkan radio internet, tapi belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Untuk peningkatan mutu siaran, JN lebih memilih teknologi lain yang dianggap lebih bagus, yaitu teknologi radio WorldSpace (lewat satelit). Dengan teknologi ini, siaran radio CNN – misalnya – bisa direlay dan dipancarluaskan dengan hasil yang sama bagusnya dengan mendengarkan radio CNN tersebut langsung dari sumbernya. “Aplikasinya akan kami uji cobakan pada bulan Juli tahun ini,” ungkap Hendro. Karena memakai teknologi satelit, kelebihan WorldSpace adalah kemampuannya menangkap sinyal radio di manapun pendengar berada di seluruh dunia. Kalau mau dianggap kekurangannya, hanya stasiun radio yang sudah bekerjasama dengan WorldSpace yang bisa dipantau. Sudah begitu, alat penerimanya (transceiver) bersipat khusus dan relative masih mahal jika dibandingkan pesawat radio biasa.
Di mancanegara, radio yang bisa diakses via internet sebenarnya berkembang sejak beberapa waktu lalu. Yang disiarkan tak hanya lagu dan berita. The Archer, contohnya, salah satu stasiun radio di Inggris yang menyiarkan drama bersambung model opera sabun, sudah punya pendengar fanatik.
Buat Anda, jangan dulu bingung untuk mengetahui stasiun radio mana di dunia yang sudah go Internet. Anda tinggal masuk ke situs Web-Radio.com, situs direktori yang mencatat lebih dari 4.400 stasiun radio yang sudah terkoneksi ke Internet. Pilihan lainnya, Anda bisa mampir ke situs Radio-Stations.net, situs yang memungkinkan Anda mencari stasium radio online di dunia, yang uniknya bisa dilacak per negara atau per format. Pilihan formatnya pun cukup beragam, Jika Anda penggemar musik klasik bisa mengakses situs Clasicalwebcast.com, yang akan memandu Anda ke stasiun-stasiun radio di seluruh dunia yang hanya memutar musik klasik. Tersedia beragam karya gubahan komposer dunia mulai dari Mozart, Bethoven, Vivaldi, hingga Bach. Untungnya, siaran dari situs-situs radio online ini bisa dipantau cukup dengan aplikasi semacam Real Player atau Windows Media Player, yang biasanya juga sudah disediakan situs-situs tersebut, sehingga Anda bisa langsung mendownloadnya. Untuk perangkat kerasnya, PC standar dengan modem 28,8 Kb – dan jangan lupa sound card dan speaker-nya) – sudah bisa digunakan untuk menikmatinya. Setelah siap, klik nama stasiun radio yang Anda kehendaki, dan Anda tinggal menikmati siarannya dari radio yang telah Anda pilih. Selama PC Anda terkoneksi ke Internet, selama itu pula siaran radio online ini bisa dinikmati. Memang, tak ada gading yang tak retak. Begitu pula, siaran yang hendak kita tangkap via Internet. Tentu saja, kalau kita memakai akses Internet broadband (berkanal besar), semisal menggunakan serat optic atau DSL, akan lebih memberikan kenikmatan dibandingkan akses Internet dial up biasa. Siapa tahu, di masa mendatang, hidangan broadcast lewat Internet, lebih nikmat lagi disantap. (disadur dari majalah Swa Sembada)




Read More --►